Kata beberapa pakar, abad ini adalah eranya SDM. Eranya perempuan. Eranya setiap orang bisa eksis tanpa memandang status, apakah dia seorang CEO atau hanya sekedar penjual pecel.
Abad yang didukung oleh kemajuan internet, membuka kesempatan bagi setiap orang untuk tampil eksis melalui media sosial. Setiap orang punya kesempatan yang sama besar membangun personal branding-nya.
Internet menjadikan connection menjadi semudah membuat roti panggang.
Abad ini membuat setiap orang bisa tampil semaunya, siapapun, termasuk perempuan.
Peluang perempuan untuk menjadi bagian penting sebuah perusahaan, komunitas, ataupun institusi, menjadi semakin besar. Termasuk peluang untuk menjadi pemimpin di level tertinggi.
Sebagaimana kelebihan internet adalah connection, kelebihan itu pula yang dimiliki oleh perempuan.
Membangun hubungan atau koneksi (connection) secara bermakna sudah menjadi bawaan seorang perempuan, yang memang dilahirkan dengan bakat melekat untuk mengasuh atau membesarkan (menjadi seorang ibu).
Sebaliknya dengan relationship (relasi) yang sebatas membangun hubungan hanya di tingkat luar atau untuk kepentingan kerja atau kepentingan tertentu (networking), sebagaimana yang biasa dibangun oleh kaum adam. maka connection sudah mencakup lapisan yang lebih dalam. Ini menjadi kelebihan seorang perempuan, yakni melihat hubungan hingga ke tingkat yang lebih bermakna. Mungkin karena itulah makanya abad ini disebut dengan abad perempuan.
Koneksi lebih dari sekedar membangun hubungan semata, koneksi memiliki jangkauan yang lebih mendalam dari sekedar hubungan. Seperti listrik begitu terkoneksi, bisa nyetrum dan memberikan tenaga.
Membangun hubungan yang bisa ‘nyetrum’ dan bertenaga, tentunya secara positif, butuh belajar dan pengalaman.
Kelebihan perempuan, dengan kromosomnya (mungkin) membuat perempuan lebih mudah memahami koneksi dan melihat sisi emosi manusia.
Sekali lagi, ingat internet, ingat connection. Ingat kelebihan Anda, hai perempuan.